Penggunaan Kontrasepsi Di Indonesia Masih Rendah

 

Dr. Sugiri Syarief, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam konferensi pers peringatan hari kontrasepsi dunia 2010, Kamis (23/9) di Jakarta.

Dr. Sugiri menegaskan, perlunya meningkatkan kesadaran program Keluarga Berencana (KB) sebagai upaya menurunkan laju pertumbuhan penduduk.  “Kehadiran berbagai alat kontrasepsi dalam inovasi farmasi, soasialisasinya harus makin ditingkatkan. Sehingga informasinya akan lebih mudah diakses oleh masyarakat luas,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama Prof. Dr.dr Biran Affandi, Asia Pasific on Contraception (APCOC) Indonesia menyampaikan, pesatnya perkembangan dan kemajuan pil kontrasepsi sayangnya juga diiringi dengan meningkatnya angka kehamilan yang tidak dinginkan dan aborsi di seluruh dunia. “Saat ini angka Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak memakai kontrasepsi di Indonesia masih cukup tinggi, sekitar 10 % (sekitar 5 juta) dari jumlah total PUS,” terangnya. “Untuk itu, perlu terus menerus dilakukan komunikasi informasi edukasi ke segenap lapisan terutama kepada tenaga kesehatan,” lanjutnya.

Meski mengalami penurunan, angka kematian ibu di Indonesia juga masih tertinggi di ASEAN yakni sekitar 226  per 1000 kelahiran hidup. “Jarak kelahiran yang terlalu dekat menjadi salah satu penyebabnya,” jelas dr. Affandi. “Dengan kontrasepsi dan program KB, kelahiran bisa direncanakan dan kualitas kesehatan baik ibu dan janin juga lebih baik,” imbuhnya. (PH subiantoro)






 


Artikel Rekomendasi

Load more