Sama seperti bidang perkembangan lainnya, bermain juga punya milestone sendiri. Sampai usia 2 tahun, anak-anak berada pada tahap awal perkembangan keterampilan bermainnya, yaitu bermain sendiri atau soliter. Jadi tidak aneh jika ia bisa asyik bermain sendiri tanpa teman. Bahkan jika ada teman sebaya di dekatnya, balita tetap asyik bermain sendiri tanpa peduli dengan kehadiran sang teman. Beberapa alasan balita asyik bermain sendiri:
- Belum ada 'agenda' untuk bersosialisasi dengan orang lain. Baginya, orang lain adalah obyek semata. Maka keliru jika menuduh balita 'cuek' atau memusuhi anak lain.
- Dia adalah pusat dunia. Balita Anda belum punya konsep 'berteman'. Bila ia tidak bergabung dengan teman, bukan berarti ia dimusuhi atau tidak disukai. Buah hati Anda masih jauh dari pemahaman menjalin pertemanan.
- Wilayah, merupakan hal penting bagi anak usia ini. Itu sebabnya bila ada anak lain yang memasuki wilayahnya dan mendekati mainannya, ia akan berteriak, “Punyaku!” Ia merasa aman dalam wilayahnya tanpa anak lain.
- Karena itu, menuntut anak usia ini untuk terampil berteman sangat tidak realistis. Anak usia ini tak perlu dipaksa atau malah didorong-dorong untuk mendekati anak lain. Anda hanya perlu membantunya mengarahkan perhatian pada anak lain sejak sekarang. Hasilnya tak mungkin instan, Anda harus sabar menunggu hingga beberapa tahun ke depan.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Ajak anak ke tempat-tempat bermain seperti Kidsports, Gymboree atau Kindy Roo. Di tempat-tempat seperti ini, anak Anda akan bertemu anak lain seusianya atau anak-anak yang lebih besar. Terbiasa bertemu dengan anak-anak lain, akan memudahkannya menjalin pertemanan di usia-usia selanjutnya.
- Adakan play date, kenalkan ia dengan anak teman Anda yang usianya sebaya atau lebih besar. Awasi betul-betul saat mereka mencoba saling 'menyapa'. Ingat, anak usia ini melihat anak lain sebagai obyek. Bisa saja anak Anda menarik rambut anak lain, atau sebaliknya, anak lain mencubit anak Anda.
- Ajak anak ke play ground untuk melihat contoh pergaulan dari anak-anak yang lebih besar saat melakukan kegiatan bermain yang sifatnya interaktif. Dari menonton anak lain bermain bersama, balita Anda juga belajar bahwa kegiatan bersosialisasi itu aman-aman saja. Kelak ia dapat membangun rasa amannya saat berinteraksi dengan anak lain di usia prasekolah.
- Jalan-jalan sore bersama anak sebaya di sekitar rumah. Sejak usia ini, Anda bisa mengajak buah hati Anda ber-stroller bersama sehabis mandi sore. Bisa juga sepeda roda tiga dengan alat pendorong. Tak perlu membawa mainan agar anak tidak saling rebut, dan pilih tempat yang memungkinkan balita bertemu dengan anak sebaya yang dapat diajak bermain bersama.
- Tunjukkan cara bermain bersama. Misalnya, ambil sekuntum bunga atau serangga tidak berbahaya semacam belalang. Ajak anak-anak mengamati dan menyentuh belalang atau bunga yang sedang Anda pegang secara bergiliran. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mengarahkan perhatian anak-anak pada satu obyek yang sama.
- Latihan sekolah, bisa Anda coba dengan mengikutsertakan anak dalam kelompok bermain. Untuk anak usia ini, kelompok bermain umumnya menyediakan program bermain satu-dua kali dalam seminggu untuk belajar bersosialisasi dan kemandirian. Jangan paksa bila anak mogok di hari ia harus datang ke sekolah. Gantilah di hari lain saad moodnya baik.