Anakpun bisa memiliki rasa cemburu. Penelitian menyebut, anak perempuan lebih mudah cemburu karena sikapnya yang loyal terhadap orang lain. Karena cemburu merupakan bagian dari keterampilan emosi sosial, anak perlu belajar mengelola rasa cemburunya. Berikut caranya:
- Cemburu pada adik bayi. Libatkan anak saat Anda sedang merawat adik bayinya dan ajak dia bermain bersama adik bayinya. Misalnya saat ingin mengajak bayi bermain ciluk-ba, minta anak melakukannya atau minta mengambilkan popok untuk adik bayi. Jangan lupa selalu mengucapkan terima kasih dan memberi pujian. Jelaskan bahwa adik bayi belum sepandai dirinya, sehingga masih butuh bantuan.
- Ketika Anda menunjukkan perhatian kepada anak lain, ajaklah anak untuk membantu sepupu atau anak lain sebaya yang sedang Anda beri perhatian. Misalnya, ketika Anda menyuapi anak lain, suapi juga balita Anda. Atau, ketika Anda membantu anak lain memasang rangkaian mainan, luangkan juga waktu untuk membantu anak dengan mainan yang sedang dia mainkan. Atau, mintalah anak untuk membantu anak lainnya. Dengan begitu, dia akan belajar berempati, toleransi, serta menanamkan sikap tolong menolong kepada sesama.
- Cemburu pada ayah. Jangan tolak anak ketika dia ingin bergabung bersama Anda dan suami yang sedang berdekatan atau bermesraan. Berpelukanlah bertiga dan tertawalah bersama. Anak akan puas karena dia tetap merasa dicintai bunda dan ayah.
- Hindari membandingkan dengan anak lain. Anak bisa tahu bahwa ada anak lain yang juga cantik atau cakep dari pembicaraan orang lain. Juga ada anak yang sering dipuji karena pintar. Jangan bandingkan anak dengan anak lain, karena akan membuat anak cemburu.
- Mengajarkan bermain bergantian akan mengajarkan anak untuk belajar berbagi dan memahami serta menyadari, segala sesuatu bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk dibagi dengan orang lain. Melalui kegiatan latihan berbagi sejak dini, anak akan mulai terbiasa bila sesuatu yang menjadi miliknya sesekali diambil atau dikurangi dan dia tidak merasa terancam.
- Mengajarkan kemandirian, untuk menumbuhkan kesadaran menghargai potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Misalnya, ketika dia berhasil memakai T-shirt sendiri tanpa bantuan atau memakai sepatunya sendiri yang tidak bertali, berilah pujian dan yakinkan dia untuk bangga dengan kemampuan yang telah dicapainya tersebut. Dengan member tahu anak bahwa dia bisa melakukan hal penting secara mandiri itu artinya hebat, anak akan merasa bangga dan tidak merasa terancam bila ada anak lain mendapat pujian serupa. (me)