Rasa kesal, marah, bosan, frustrasi bisa memicu balita mendadak jadi si tukang pukul. Jangan dibiarkan. Ini cara efektif menghentikannya.
Memukul adalah reaksi alami saat seseorang merasa kesal, marah, atau frustrasi. Jadi, jangan aneh jika di usia 1-2 tahun balita sering memukul. Biasanya, balita akan memukul karena belum tahu cara tepat mengekspresikan rasa marah atau kesal, mulai menyadari fungsi dan kekuatan tangannya, belum bisa bicara maka ia menggunakan bahasa tubuh untuk menyampaikan maksudnya, kelebihan energi dan tidak tahu cara menyalurkannya atau tidak tahu akibat pukulannya terhadap korban. Apapun alasannya, ini tak boleh dibiarkan. Terapkan cara ini utnuk menghentikan kebiasaan memukul balita:
- Hindari teriakan “Jangan Pukul!” Anda perlu bicara tegas, diikuti penjelasan, tapi bukan berteriak. Misalnya, “Mike, jangan pukul Aditya, ya. Karena Aditya bisa sakit.” Dari cara ini, balita dapat mendengar pesan Anda dan mencerna penjelasan Anda.
- Ganti pukulan dengan kalimat. Ganti perilaku memukul dengan cara lain. Misalnya, ajarkannya kata-kata seperti “Jangan ambil!”, “Ini punya aku!”, “Tidak boleh!” atau “Pergi!”. Sehingga, saat teman balita merebut mainan yang sedang ia mainkan, ia dapat mengatakan kata-kata itu, bukannya memukul.
- Terapkan dan konsisten pada aturan. Saat balita kembali memukul, Anda harus tetap tegas melarangnya. Konsistensi Anda akan melatih balita menjalani aturan Anda.
- Berlakukan untuk semua orang. Minta orang di sekitar balita untuk mengikuti aturan yang Anda terapkan. Bila orang lain di sekitarnya masih ada yang suka memukul, ia pun akan melakukannya.
- Akui perasaannya. Jadilah orangtua yang berempati pada perasaan balita. Jangan hanya memarahi perilakunya, tapi usahakan mengakui perasaan marah atau kesalnya. Anda bisa katakan, “Adik boleh, kok, marah karena mainannya direbut. Tapi jangan mukul teman. Nanti dia bisa sakit. Minta saja mainannya.”
- Salurkan 'hobi' pukulnya. Cara ini berlaku untuk anak yang hobi memukul karena kelebihan energi. Coba salurkan dengan kegiatan seperti bermain drum, bermain tenis dengan raket mainan, atau memukul karung kasir khusus anak-anak.