Ketika keinginannya tak terpenuhi, jurus tangis tanpa air mata pun dilayangkan. Tantrum manipulatif terjadi ketika anak tidak mendapatkan apa yang dia mau. Ini bukan fase perkembangan normal karena tidak terjadi pada semua anak.
Anak pengamat yang baik. Pernahkan Bunda mengalami, anak meraung-raung di depan toko mainan minta dibeliin robot. Karena tangisannya semakin kencang, Bunda akhirnya menyerah dan membelikannya. Ingat, anak adalah pengamat yang baik. Mengamati lingkungan sekitar adalah salah satu cara anak untuk belajar. Banyak hal yang dipelajari anak dari hasil pengamatannya, termasuk emosi kedua orang tuanya. Anak bisa tahu pasti bagaimana reaksi emosi bundanya ketika dia merengek dan akhirnya iba. Saat itu anak akan tahu kelemahan perasaan orang tuanya. Kelemahan inilah yang akan terus menerus menjadi perhatian anak dan menjadi “ajang permainan” anak, dengan perilaku manipulative tantrum.
Konsisten disiplin! Tantrum manipulatif terjadi ketika anak tidak mendapatkan apa yang dia mau. Di usia selanjutnya akan lebih parah, anak akan memanipulasi Anda sekadar untuk memperoleh rasa senang dan puas. Awas Bunda, ini bukan fase perkembangan yang normal karena tidak semua anak berperilaku demikian. Masalah perilaku ini timbul bila Anda mengasuh anak diwarnai perasaan bersalah dan tidak konsisten menerapkan disiplin. (me)
Baca juga: Menangani Anak Tantrum Manipulatif Berbagai Jenis Tantrum Pada Anda