Sentuhan Lembut Ibu, Atasi Kolik dan Ruam Popok
Keluhan ruam popok dan kolik yang dialami para ibu dengan bayi baru lahir, dapat mengganggu tumbuh kembang bayi. ... read more
Empeng bisa membuat anak tenang. Bahkan, bisa mencegah bayi dari sudden infant death syndrome. Tapi pemakaian empeng terlalu lama bisa berakibat buruk.
Empeng atau sering disebut pacifier sangat membantu menenangkan bayi baru. Tapi pas harus menyapih atau melepasnya, menjadi tantangan tersendiri bagi bunda dan anak. Itu sebabnya sering ditemui anak-anak yang sudah tidak bayi lagi masih menggunakan empeng di mulutnya sambil beraktifitas.
Di Italia, Siprus dan Yunani, tercatat empeng sudah digunakan sejak 3000 tahun lalu. Lukisan Madonna with The Siskin yang dibuat oleh Albrect Durer pada tahun 1506 menggambarkan empeng di tangan kanan bayi yang digendong oleh ibunya.
Sebuah artikel pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia menyebut, dot digunakan di awal kelahiran bayi dikaitkan dengan kebutuhan kuat bayi untuk mengisap. Pacifier, empeng atau shooter dapat menenangkan bayi saat menjelang tidurnya. Riset tahun 2003 menyatakan bahwa bayi prematur yang diberi empeng menunjukkan perkembangan positif dengan kenaikan berat badan yang signifikan, dan memperpendek masa perawatan.
Adakah bahayanya memberikan empeng pada bayi? Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam artikel Masalah Penggunaan Dot pada Bayi menyebut, penggunaan empeng pada bayi dapat memicu infeksi, yaitu otitis media akut (OMA) atau infeksi telinga tengah akut. Ini terjadi karena saat bayi mengisap terjadi ketidakseimbangan tekanan antara rongga telinga tengah dan nasofaring yang akan merusak tuba eustachius. Gerakan mengisap saat ngempeng akan menarik cairan dari kerongkongan ke saluran tengah telinga yang mengakibatkan infeksi bakteri pada telinga tengah bayi.
Manfaatnya hanya sebentar
Menyapih anak dari empeng memang tidak mudah. Tapi semakin dini akan semakin baik. Seperti ditulis di situs verywellfamily.com, usia maksimal anak melepas empengnya adalah 3 tahun. Ini berkaitan dengan kesehatan gigi dan perkembangan bicara.
Riset sudah menunjukkan bahwa pemakaian empeng sampai anak berusia lewat 3 tahun, giginya tumbuh tidak sejajar dan fungsi mulut yang tidak maksimal. Ini berakibat pada kemampuan menggigit dan mengunyah. Rutin memeriksakan gigi anak sangat penting untuk memantau pertumbuhan gigi anak.
Dari sudut pandang perkembangan, empeng adalah mekanisme penenang bayi baru dan bayi. Pada beberapa bayi, empeng bisa membuat bayi tidur lelap karena mengisap adalah kebutuhannya untuk menenangkan diri. Gerakan mengisap berulang dapat mencegah bayi dari sudden infant death syndrome (SIDS).
Tapi penggunaan empeng sampai umur 2 tahun tidak disarankan karena:
1. Berdampak pada bentuk mulut, gigi, dan palate. Ini akan memengaruhi perkembangan bicara dan artikulasi di usia selanjutnya.
2. Meningkatkan risiko infeksi telinga. Gerakan mengisap yang konstan menyebabkan kolonisasi bakteri di telinga bagian tengah.
3. Mengandalkan ‘penenang’ dari empeng akan mengakibatkan anak kehilangan kesempatan belajar keterampilan mengatasi perasaan dengan cara lain.
Hentikan secepat mungkin
Penggunaan empeng sampai usia 1 tahun akan sulit disapih. Di usia 6 bulan, penggunaan empeng sebaiknya dibatasi. Misalnya hanya pada waktu tidur malam saja, sementara tidur siang Bunda dapat menenangkan bayi dengan menyanyi atau memperdengarkan musik pengantar tidur. Atau berikan empeng saat Anda sudah kehabisan cara untuk menenangkan bayi.
Mengapa di usia 6 bulan? Di usia ini bayi mulai mengoceh dan belajar bicara. Sebaiknya mulutnya dibebaskan dari empeng untuk membantu bayi mengembangkan kemampuan bicara. Di usia 18 bulan Anda sudah dapat menyapih sepenuhnya.
Apakah berbahaya bila anak masih ngempeng sampai umur 3 tahun? Para dokter anak sepakat, bahaya! Proses perkembangan bicara terhambat, kesulitan bicara dan anak tidak mampu mengatasi ketidaknyamanannya tanpa empeng. Kalau anak frustrasi dan mencari empeng untuk menenangkan diri, ajak anak latihan pernapasan. Ajak anak duduk tenang, berhadapan dengan bunda, lalu minta menarik napas dalam - hembuskan sampai anak betul-betul tenang. Bila anak masih belum bisa tenang, alihkan dengan kegiatan lain yang membuatnya aktif.
Coba cara lain untuk menyapih empeng:
1. Temukan sebuah boneka yang mulutnya terbuka. Misalnya boneka beruang anak Anda. Ajak anak menghibahkan empengnya pada beruang kesayangannya. Dengan cara ini anak tidak harus langsung berpisah dengan benda kesayangannya karena dibuang.
2. Tanam empeng anak Anda di pot bersama anak. Ceritakan bahwa empeng ini akan menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa. Pada malam hari ketika anak Anda tidur, bunda ganti empeng dengan tanaman yang berbunga. Keesokan harinya ajak anak melihat pot empengnya. Jangan lupa, bungkus empeng anak, dan buang.
3. Berikan pada peri empeng. Ajak anak meletakkan empengnya di bawah bantalnya saat tidur malam. Ceritakan, bahwa peri empeng akan menggantinya dengan sesuatu yang menyenangkan. Ketika anak tidur lelap, ganti empeng dengan mainan baru. Jangan lupa, bungkus empeng dan buang di tempat yang anak tidak dapat menemukannya.
4. Pesta perpisahan. Buatkan pesta perpisahan kecil dengan empeng sahabat anak Anda. Buatkan upacara melempar empeng. Rayakan perpisahan ini dan beri pujian pada anak, katakan bahwa dia sudah besar sekarang. Dia akan bangga pada dirinya sendiri.
Baca juga
5 Cara Menyapih Empeng
Tak Mau Lepas Empeng
Keluhan ruam popok dan kolik yang dialami para ibu dengan bayi baru lahir, dapat mengganggu tumbuh kembang bayi. ... read more
Berbagai bentuk kesenjangan kemudahan menyusui kerap terjadi di Indonesia sebagai negara berkembang di Asia Tenggara. Pada Pekan Menyusui Sedunia tahun ini, AIMI mengingatkan kembali beberapa hal yang... read more
Kulit bayi baru lahir memiliki lapisan lemak pada kulit yang terkesan kurang bersih. Benarkah sering mandi akan lebih baik bagi bayi?... read more