Cek Dulu! 5 Mitos MPASI yang Sering Dipercaya dan Faktanya

Cek Dulu! 5 Mitos MPASI yang Sering Dipercaya dan Faktanya

 

Orang tua menyuapi bayi dengan menu MPASI kaya protein hewani Orang tua menyuapi bayi dengan menu MPASI kaya protein hewani. Foto ilustrasi: Freepik

Periode pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) sering kali menjadi momen yang membingungkan sekaligus penuh tantangan. Banyak informasi dari sanak saudara, media sosial, hingga teman sejawat kerap kali membuat kita ragu. Mana yang benar-benar fakta ilmiah, dan mana yang sekadar mitos turun-temurun? Yuk, kita ulik bersama.

Mitos: MPASI harus dimulai dengan menu tunggal sayur/buah 

Faktanya, kebutuhan nutrisi anak tidak akan terpenuhi jika diberikan menu tunggal. Anak akan berisiko stunting dan malnutrisi jika tidak mendapatkan sumber protein yang baik. Menurut WHO, bayi 6-8 bulan membutuhkan 10-15% protein dari kalori anak. 

Kita sering menemukan pemberian pisang sebagai menu MPASI anak karena diyakini pisang adalah menu yang cocok sebagai menu tunggal yang sehat dan mengenyangkan karena termasuk dalam kelompok buah-buahan. 

Hal ini dibantah oleh Ahli Nutrisi dan Penyakit Metabolik dr. Winra Pratita, M.Ked(Ped), Sp.A (K), yang juga anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI pada webinar Selasa (12/8) lalu,“Pemberian pisang sebagai menu tunggal tidak akan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi karena mengandung protein dan zat besi yang rendah.”

Mitos: Protein hewani baru diberikan di usia 1 tahun untuk menghindari alergi

Kenyataannya, protein hewani harus diperkenalkan saat bayi sudah mulai MPASI, yaitu di usia 6 bulan. Protein hewani merupakan salah satu zat nutrisi makro yang harus diberikan tiap hari demi mencegah stunting. Protein hewani juga mengandung zat besi, vitamin D, vitamin B12, dan kolin demi membangun fungsi otak, sistem saraf, dan kekebalan tubuh anak.

Berdasarkan penelitian yang diberikan oleh Winra, anak usia 6-12 bulan yang mengonsumsi protein ikan mengalami pertumbuhan tinggi badan yang lebih tinggi dibanding yang tidak mengonsumsi ikan apapun.

Mitos: Jika anak alergi susu sapi, anak pasti alergi daging sapi juga

Alergi susu sapi terjadi ketika usus kecil tidak menghasilkan cukup enzim laktase untuk mencerna laktosa pada susu atau produk olahannya. Sedangkan daging sapi tidak mengandung enzim laktosa yang memicu alergi.

Penundaan pemberian protein hewani justru akan berdampak negatif pada pertumbuhan bayi. Jadi tidak masalah kok, Bun, untuk berikan protein hewani dari sapi selagi tidak mengandung produk turunannya seperti keju, yogurt, dan butter.

Mitos: Garam Himalaya lebih bagus untuk bayi

Faktanya, garam himalaya tidak mengandung yodium seperti garam dapur biasa. Yodium sangat dibutuhkan untuk mengontrol metabolisme anak sehingga tidak mengalami kelenjar tiroid atau penyakit gondok. 

Walau begitu, pemberian gula dan garam tetap harus diperhatikan setiap hari. Untuk bayi 6-12 bulan gunakan maksimal ¼ sendok teh garam per harinya. 

Mitos: Bubur MPASI komersial tidak baik untuk anak

Padahal bubur MPASI komersial juga memiliki kandungan nutrisi makro dan mikro yang sudah disesuaikan untuk perkembangan bayi. Namun, pastikan bubur MPASI yang dibeli memiliki izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang sudah mengikuti Standar Codex.

“Kalo sudah ada label Badan POM, itu pasti sudah diteliti, sudah sesuai dengan Standar Codex internasional untuk makanan bayi,” jelas Winra.

Memahami perbedaan antara mitos dan fakta seputar MPASI adalah langkah penting untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang tepat sejak awal. Dengan pilihan makanan yang tepat, pemberian protein hewani sejak dini, serta pengaturan gula dan garam sesuai anjuran, tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal dan risiko stunting pun dapat dicegah.

Penulis : Ghina Athaya

Baca juga:

Teknologi VBT Bantu Skoliosis Terkoreksi, Jaga Fleksibilitas Anak Aktif
Yuk, Cari Tahu Definisi Bahagianya Anak Bun!
Tongue Tie Pada Anak Perlu Insisi atau Tidak?
 

 


Topic

#MPASISehat #CegahStunting #FaktaVsMitos #TumbuhKembangAnak



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>