Perawatan gigi sangat penting untuk dimulai sejak kecil. Karena cairan-cairan yang biasa diminum bayi sangat mungkin mencetuskan kerusakan gigi. Apa saja yang bisa dilakukan bunda untuk tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut bayi?
Kesehatan dan pertumbuhan gigi bayi sudah terjadi semenjak ia masih berada di dalam kandungan. Karena itu, calon ibu harus rajin mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang, terutama yang mengandung zat kapur, vitamin D, vitamin C, vitamin A, dan beberapa jenis vitamin B dan sedikit fluorida (mineral).
Dan ketika bayi sudah lahir, walaupun giginya belum tumbuh, tidak ada salahnya untuk mengajarkannya menyikat gigi, dimulai dari membersihkan gusi dan mulutnya. Dengan demikian bayi terbiasa dibersihkan mulutnya. Selain itu, membersihkan gusi bayi juga dapat berfungsi mengatasi rasa sakit sewaktu gigi mulai keluar.
Membersihkan gigi dan mulut sejak bayi ini tentunya akan membuat bayi terbiasa, bahkan hingga ketika gigi susunya sudah tumbuh. Dan pada saat inilah kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut semakin penting, karena gigi susu pada anak balita mudah sekali rusak, hitam, atau terkikis.
Menurut para ahli, penyebab utama kerusakan gigi adalah asam yang dibuat oleh kuman yang ada dalam rongga mulut. Kuman tersebut akan menghasilkan asam bila ada sisa makanan, yang mengandung gula dan tepung, yang lengket pada gigi pada waktu yang lama. Asam tersebut kemudian dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan keras gigi (email), yang menyebabkan terjadinya lubang pada gigi.
Pada anak balita, penyebab kerusakan gigi yang terbesar adalah minum susu atau cairan manis lainnya melalui dot. Tips mencegah kerusakan gigi bayi:
- Berilah bayi satu atau dua sendok air putih untuk 'mencuci' mulutnya, setiap kali bayi selesai minum susu atau cairan manis lainnya.
- Jangan biasakan bayi tertidur dengan botol dot masih dalam mulut, karena cairan manis tersebut akan menggenangi gigi dan bisa menimbulkan kerusakan.
- Periksakan gigi anak setiap enam bulan sekali, sehingga apabila terjadi gangguan bisa segera terdeteksi dan tertangani.