Proses persalinan memang sudah usai, namun ibu tetap perlu waspada terhadap serangan infeksi endometritis. Jangan sampai lengah!Bekas luka robekan pada perineum maupun luka bekas sayatan operasi seusai bersalin, dapat menjadi pintu gerbang bagi 1001 kuman penyakit untuk masuk ke dalam tubuh Anda. Penyakit infeksi apa saja yang kerap mengancam ibu setelah bersalin? Salah satu diantaranya adalah endometritis
Infeksi pada dinding rahim (endometrium) ini banyak dialami oleh ibu yang menjalani proses persalinan yang lama, atau jarak antara waktu pecah kantung ketuban dan pengeluaran bayi cukup panjang. Bila Anda menjalani persalinan Caesar, risikonya 5-15% dan Anda yang melahirkan secara alami, risikonya 1-3%.
Penyebab: Jenis-jenis bakteri di lapisan lendir vagina, terutama Streptococcus B dan Escherichia coli.
Gejala: Demam di atas 38°C disertai menggigil, atau perdarahan dari vagina pada 24-36 jam setelah bersalin, nyeri di bagian perut bawah, lokia berwarna keruh (tidak bening) dan berbau tak sedap, denyut jantung meningkat, serta bila bagian bawah perut ditekan terasa keras.
Pengobatan: Suntikan antibiotika, seperti sefalosporin, penisilin, dan karbapenem. Pemberiannya bisa berbentuk tunggal atau kombinasi sesuai kebutuhan. Umumnya dalam 2-3 hari setelah diobati, infeksi sembuh sendiri.
Pencegahan: Suntikan antibiotika, terutama pada persalinan Caesar. Pemberian suntikan antibiotika kadang perlu diulang 8 jam setelah persalinan. Selalu menjaga kebersihan jalan lahir dan vagina setelah bersalin. Pada persalinan Caesar, pencegahan dilakukan dengan pemberian antibiotika profilaksis.