Ilustrasi bayi terkena pneumonia misterius. Dok. Freepik
Pada awal bulan November lalu, pemerintah Cina melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan. Dan pada akhir November dilaporkan adanya kluster dengan “
undiagnosed pneumonia” pada anak di Cina Utara, yang belum jelas apakah kejadian ini berhubungan dengan peningkatan kasus infeksi sistem pernapasan yang dilaporkan sebelumnya, atau merupakan kejadian yang terpisah.
Dari laporan kasus-kasus tersebut, pemerintah Cina kemudian mengidentifikasi beberapa bakteri dan virus penyebab pneumonia yang menyebar. Bakteri penyebab pneumonia antara lain
streptococcus pneumonia,
hemophyllus influenza,
mycoplasma pneumonia, dan lain-lain; sedangkan virus penyebab pneumonia antara lain
respiratory syncytial virus (RSV), influenza,
adenovirus, SARS-CoV-2,
rhinovirus, dan lain-lain.
Banyak Terjadi pada Balita
Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru-paru, merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak, dan merupakan penyebab kematian tersering pada anak balita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
"Saat ini belum ada data resmi dari Kementerian Kesehatan RI, dan pelacakan kuman penyebab pneumonia (kecuali virus influenza) pada anak di Indonesia belum rutin dilakukan," ujar
Dr. Piprim Basarah yanuarso, Sp. A(K), Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa belum ada data pasti apakah terjadi peningkatan jumlah kasus pneumonia akibat
mycoplasma pneumoniae pada anak di Indonesia.
Selanjutnya dikatakan
dr. Rina Triasih, M.Med (Pead), Ph.D, Sp.A (K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI,
mycoplasma pneumonia sebagai salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak sebenarnya sudah lama dikenal di dunia kedokteran. "Bakteri ini terutama menyerang anak usia sekolah, di atas 5 tahun," terangnya menjelaskan pula bahwa
mycoplasma pneumonia bukan merupakan kuman baru, dan pneumonia akibat
mycoplasma pneumoniae yang menyebabkan gejala pneumonia ringan, sebenarnya dapat diobati dengan antibiotika.
Waspadai Gejala Demam dan Batuk Pilek
Gejala pneumonia akibat
mycoplasma pneumonia sama seperti gejala pneumonia pada umumnya, dan biasanya gejalanya lebih ringan. Pada anak dengan daya tahan yang menurun dapat menyebabkan kondisi yang berat. Waktu yang diperlukan untuk timbulnya gejala sejak kuman masuk ke dalam tubuh cukup panjang, tidak secepat virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Gejala pneumonia biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran napas atas berupa demam, batuk dan pilek selama 3-5 hari, yang diikuti dengan sesak (napas cepat).
Pneumonia dapat dicegah dan dapat diobati. Perilaku hidup bersih sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker, pemberian ASI eksklusif, vitamin A dosis tinggi, nutrisi dengan gizi seimbang, dan vaksinasi lengkap merupakan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya pneumonia pada bayi dan anak. Pemberian antibiotika yang tepat dan rasional oleh dokter merupakan pengobatan yang efektif pada anak dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.
Saran IDAI untuk Hadapi Pneumonia
Mengingat kasus pneumonia memerlukan data dan penyebab pasti pneumonia yang ada di Indonesia, IDAI menyarankan peningkatan surveilans infeksi sistem pernapasan anak, termasuk peningkatan fasilitas dari pemerintah pemeriksaan untuk mengetahui kuman penyebab pneumonia pada anak, termasuk
streptococcus pneumonia, RSV,
mycoplasma pneumonia, dan lain-lain.
Selain itu, rumah sakit, klinik dan Puskesmas di Indonesia perlu melakukan analisis data jumlah pasien/kunjungan, hingga kematian akibat infeksi saluran pernapasan/pneumonia dari waktu ke waktu, baik pasien rawat inap, rawat jalan maupun instalasi gawat darurat, agar dapat dilaporkan dan dilakukan antisipasi dini jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan.
Sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat perlu ditingkatkan, mencakup kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker.
Sedangkan pada bayi dan anak, para ibu perlu tetap memberikan ASI eksklusif, vaksinasi lengkap dan vitamin A dosis tinggi demi mencegah pneumonia pada bayi dan anak.
Baca Juga:
Bisakah Pneumonia Menyerang Bayi dan Anak-anak
Pneumonia atau Bronkiolitis?
Begini Caranya Mengobati Pneumonia