Penebalan dinding rahim di luar kebiasaan, harus diwaspadai. Bisa-bisa ini gejala kanker.
Ibarat sifat orang, dinding rahim (endometrium) bagian dalam termasuk yang “sensitif”. Begitu kadar hormon tubuh berubah (biasanya berkaitan dengan kacaunya siklus haid dan kehamilan), maka dia akan beraksi, yakni menebal. Nah, agar tak kecolongan jadi penyakit gawat, sebaiknya kita kenali cara kerjanya.
Bagai persiapan lahan. Setiap siklus haid (normalnya 21-35 hari), dinding rahim bagian dalam akan menebal sampai ukuran tertentu. Kondisi ini adalah respons dari meningkatnya hormon progesteron dan estrogen pada saat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) dan sesudahnya.
Dalam kondisi tersebut, ibaratnya tubuh sedang mempersiapkan “lahan gembur” agar subur ditanami. Jadi, jika sampai terjadi pembuahan, maka dinding rahim pun sudah siap jadi tempat “tertanamnya” bakal janin di sana dengan aman.
Bagaimana bila tidak ada pembuahan? Dinding rahim itu akan luruh, dan keluar sebagai darah haid. Selanjutnya, dinding rahim menipis lagi. Nah, proses penebalan dan penipisan dinding rahim yang sesuai dengan siklus haid ini merupakan sesuatu yang alami dan tak perlu dikhawatirkan.
Tak normal. Sesuai dengan sifatnya yang peka, jika terjadi kondisi yang tak normal seperti perubahan hormon, dinding rahim bagian dalam akan “unjuk rasa”.
Asal tahu saja, perubahan hormon tubuh bisa terjadi, antara lain karena:
- Ada gangguan kesehatan, seperti mengidap diabetes, obesitas, atau gangguan yang mempengaruhi kelenjar pituitari (kelenjar di otak yang mempengaruhi hormon).
- Pemakaian obat-obatan yang mengandung estrogen dan progesteron.
- Stres yang berat dan berkesinambungan.
Bentuk “unjuk rasa” dinding rahim bisa beragam. Dari sekadar penebalan dinding rahim (endometrium hiperplasia), pembentukan polip dalam rahim, pembentukan sel-sel jaringan di luar rahim, sampai kanker rahim.
Lalu, bagaimana bunda yang bersangkutan menyadari adanya “unjuk rasa”, khususnya penebalan dinding rahim ini? Berikut tanda-tandanya.
- Berhentinya haid untuk beberapa bulan.
- Atau sebaliknya, keluarnya darah dari vagina bukan saatnya haid, dan jumlahnya lebih banyak dari biasanya.
- Keluarnya darah dari vagina pada wanita yang telah mengalami menopause.
Segera ke dokter. Jika Anda mengalami kondisi seperti itu, sebaiknya segera ke dokter, agar penyebabnya diketahui. Dengan demikian, dokter dapat mendiagnosa dan menanganinya sesuai kondisi yang ada. Penting Anda tahu, penyebab beberapa gejala itu belum tentu karena adanya penebalan di dinding rahim.
Kalau memang terjadi penebalan dinding rahim, pengobatannya tergantung dari kondisi penebalannya. Jika kondisinya tidak berbahaya, bisa saja dilakukan kuretase (“membersihkan” rahim), atau dengan pengobatan hormon. Namun, jika dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan sel-sel yang “berbahaya” (sel-sel kanker), maka mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim). Tapi, Anda jangan panik dulu. Lebih baik, konsultasikan segalanya pada dokter, lalu berpikir dan bertindaklah rasional.