6 Aturan Main Posting Sosial Media untuk Pengasuh Anak Anda

 

Fotosearch


Paparan gadget, internet, dan media digital, sedang digandrungi oleh para support system keluarga seperti pengasuh atau asisten rumah tangga (ART). Sudah menjadi trend buat mereka mengunggah kelucuan anak Anda. Namun, bagaimana jika materi foto atau video anak Anda dicuri lalu dimanfaatkan untuk tools penjualan bayi?

Anda perlu menerapkan aturan main media digital pada orang yang membantu Anda mengasuh anak.

1.   Tidak mem-foto dan mem-video-kan anak secara bebas.
Gemas melihat anak mandi dengan gembira di bak mandinya, lalu pengasuhnya langsung mengabadikan aksi tsb. Segera tegur! Katakan padanya bahwa anak-anak memiliki hak atas privasinya, bahkan ini sudah diatur dalan konvensi PBB tentang hak anak, terutama menyangkut anggota tubuhnya.
Larang pengasuh si kecil untuk memfoto/video balita Anda sedang dalam keadaan telanjang. Ingatkan padanya, bahwa di luar sana banyak pelaku kejahatan seksual. Meskipun dalam keadaan tertutup pakaian, katakana padanya bahwa anak Anda bukan konsumsi publik. Boleh difoto/video untuk dikonsumsi pribadi atau untuk melaporkan pada Anda. Anda perlu sering-sering stalking media sosial pengasuh anak Anda.

2. Tidak mengungah perilaku negatif anak.
Membocorkan secara tidak langsung tentang perilaku negatif anak ke dunia maya jelas akan membuat orang yang melihatnya memiliki interpretasi buruk tentang anak Anda. Atau menggunakan ikon/tokoh kartun dengan karakter negatif sebagai julukan kepada anak. Berikan pengertian pada pengasuh, jika ingin mengungah foto anak, sebaiknya berupa foto yang positif. Katakan juga dampak positif yang akan kembali padanya, misalnya ia akan mendapat julukan pengasuh hebat dan penuh kasih sayang karena anak yang ia asuh selalu bahagia. Hal ini tentu membuat ‘CV’-nya baik.

3.  Dilarang memberitahukan lokasi atau posisinya.
Pengaturan lokasi pada akun jejaring sosial sebaiknya tidak diaktifkan. Atau tanpa sadar, pengasuh Anda berfoto-foto di depan papan nama atau ciri khas tertentu yang identik dengan sekolah atau rumah Anda. Jadi, meskipun pengasuh sudah menon-aktifkan lokasi, atribut di sekelilingnya bisa memberikan informasi tentang keberadaannya. Jika ini terjadi, minta ia untuk meng-crop atau mem-blur nama atau atribut di sekelilingnya. Karena ia tidak pernah tahu kapan kejahatan sedang mengintai, berbekal dengan informasi detail itu. Ini berlaku juga untuk tidak memberikan data diri lengkap dirinya –alamat lengkap tempat ia bekerja, nama lengkap majikan, dan nama lengkap anak yang diasuh- di media sosialnya.

4.  Tidak berbagi rahasia menu favorit.
Peluang bahaya juga mengintai anak Anda jika pengasuhnya menginformasikan tentang menu favorit anak, nama produk di mana Anda membeli produk makanan atau minuman favorit anak di media sosialnya. Ketika orang lain tahu apa menu favorit anak Anda, mereka bisa dengan mudah ‘menyogok’ anak dengan menu tersebut agar mau dekat dan dibawa. 

5.  Tidak membuat status berbau negatif tentang keadaan rumah Anda.
Pastikan selalu status pengasuh anak Anda tidak berisi curhat (curahan hati) bersifat negatif seperti menceritakan keadaan Anda dan pasangan yang sedang bertengkar, mengeluh tentang keadaan di rumah terlebih yang terkait dengan SARA. Katakan pada pengasuh Anda, jika ada pihak yang tidak setuju atau tersinggung dengan status tersebut, maka ia bisa dilaporkan ke pihak yang berwajib. 

6.  Tidak menggunakan barang pribadi Anda untuk properti.
Meminjam barang-barang pribadi Anda/pasangan Anda/orang yang ada di dalam rumah tanpa sepengetahuan pemiliknya memang tidak disarankan dengan alasan apapun, apalagi barang tersebut digunakan untuk properti foto atau video. Terapkan aturan mana barang yang boleh ia sentuh –termasuk dipinjam dan dipakai- dan mana yang tidak boleh sama sekali. Jelaskan juga alasan seperti barang A ini bernilai cukup mahal, dan memungkinkan memancing orang lain untuk mencuri. 

(NAT)
 
Baca Juga:
Tantangan Membesarkan Anak Di Dalam Keluarga Besar
Tantangan Dan Solusi Jadi Orangtua Tunggal

 



Artikel Rekomendasi