Foto: Pixabay
Pendengaran yang terganggu membuat seorang anak terlambat bicara dan sulit berkomunikasi ketika semakin bertumbuh. Dulu mungkin anak dengan pendengaran bermasalah baru ketahuan ketika si kecil tidak juga mulai bicara setelah berusia 2 tahun. Namun, saat ini bayi berusia kurang dari 6 bulan sudah dapat terdeteksi jika memiliki masalah pendengaran. Berikut tahapan perkembangan anak yang harus dicermati orang tua terkait pendengaran normal seperti dilansir dari Healthyhearing.com.
Usia 0-4 bulan
-Gampang kaget mendengar bunyi yang keras
-Terbangun di tengah lingkungan yang bising
-Merespons suara Anda dengan senyum atau bunyi bayi
-Tenang bila mendengar suara yang dikenalnya
Usia 4-9 bulan
-Tersenyum saat diajak biacara
-Mengetahui mainan yang bisa mengeluarkan bunyi
-Memutar kepala untuk mencari sumber bunyi yang dikenalnya
-Membuat suara berceloteh
-Memahami gerakan tangan, misalnya melambaikan tangan untuk mengucapkan ‘bye-bye’
Usia 9-15 bulan
-Sering berceloteh dalam bahasanya sendiri
-Mengulang bunyi yang sederhana
-Memahami perintah sederhana
-Menggunakan suaranya untuk menarik perhatian Anda
-Merespons bila namanya dipanggil
Usia 15-24 bulan
-Menggunakan banyak kata-kata dasar
-Dapat menunjukkan bagian tubuhnya ketika Anda minta
-Mampu menamai benda di sekelilingnya
-Tertarik mendengarkan lagu, irama, dan cerita
-Menunjuk objek yang Anda sebutkan
-Dapat mematuhi perintah dasar
Usia 2 – 5 tahun
Pada balita atau anak usia TK juga dapat mengalami gangguan pendengaran yang bersifat sementara maupun permanen. Berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai seperti dilansir dari Hear-it.org:
-Anak kadang mampu mendengarkan dengan baik, tetapi di lain waktu tidak merespons sama sekali.
-Si kecil menginginkan volume TV lebih kencang dibanding anggota keluarga yang lain, atau berusaha duduk di depan TV.
-Anak sering mengatakan “Apa?” berulang kali bila diajak bicara.
-Si kecil memajukan sebelah telinga yang dianggapnya dapat mendengar dengan lebih baik saat mendengarkan orang lain berbicara.
-Sulit memahami apa yang dikatakan oleh orang-orang sekelilingnya. Hal ini biasanya disebutkan oleh gurunya bahwa si kecil tampak tidak mendengar maupun merespons ketika berada di dalam kerlas.
-Anak pernah menyebutkan “saya tidak bisa mendengar” yang sering diartikan oleh orang tua bahwa ia tidak memerhatikan ketika diajak bicara.
-Mengeluhkan sakit pada telinganya atau ketika mendengarkan suara yang bising.
-Si kecil mulai berbicara dengan suara lantang daripada biasanya.
-Berkonsentrasi penuh dan seakan berusaha menerjemahkan ekspresi lawan bicaranya saat diajak mengobrol. Kadang mereka membaca gerak bibir agar tetap bisa memahami obrolan.
-Insting Anda mengatakan bahwa anak punya masalah pendengaran dan jangan mengabaikannya. Segeralah membuat janji temu dengan dokter THT untuk memastikannya. Kadang anak autisme juga mengalami beberapa tanda pendengaran bermasalah sehingga semakin cepat dikenali akan semakin baik.