Anak prasekolah senang berteman dan bersosialisasi. Hanya saja, tak semua anak nyaman dan mudah memulainya. Ada yang butuh dukungan dan stimulasi terlebih dahulu. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberi dukungan.
1. Bimbing di awal. Sebagai awal, tak ada salahnya Anda melibatkan diri saat anak bermain bersama temannya. Untuk batita sungguh membingungkan bermain bersama teman pertama kali.
Anak usia 1 – 3 tahun belum mampu bermain bersama secara sosial. Mereka biasanya main sendiri-sendiri secara paralel. Nah, kehadiran Anda di masa-masa awal tentu berguna untuk menjembatani situasi asing yang dihadapi anak.
Saat anak sedang bermain dengan teman, kehadiran Anda membantu mengarahkan lalu lintas komunikasi dan merangsang mereka beraktivitas bersama. Tapi ini hanya diperlukan di masa-masa awal. Selebihnya, anak tentu lebih terampil bersosialisasi dan permainan mengalir dengan sendirinya.
2. ‘Pemanasan’ dulu. Sebelum anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru, misalnya prasekolah, ia butuh kesempatan mengenal lingkungannya terlebih dahulu. Setelah familiar dengan lingkungan barunya, dan merasa aman, biasanya anak-anak usia 3 – 5 tahun dengan nyaman memulai interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Apabila anak didaftarkan di kelompok bermain dan TK, ada baiknya seminggu sebelumnya diajak ke sekolah baru. Tujuannya, agar ia tidak lagi merasa asing terutama di hari dan minggu pertama bersekolah.
3. Kenalan dulu. Apabila anak akan masuk kelompok bermain atau TK di tahun ajaran barui, tak ada salahnya Anda mencari tahu siapa saja calon teman-teman sekelasnya. Mungkin saja di antara orang tua mereka yang telah Anda kenal. Ajaklah anak berkenalan dengan teman barunya sebelum praselokah dimulai. ‘Curi start’ semacam ini sangat membantu anak sehingga ia tak kagok ketika masuk kelompok bermain atau TK untuk pertama kali.
4. Support dan reward. Tentu saja keberhasilan anak menghalau hambatan berinteraksi dengan teman perlu diberi imbalan berupa penghargaan dan pujian. Apabila anak ‘gagal’ di kesempatan pertama, tak perlu sedih. Berikan ia dukungan dan dorongan untuk mencoba lagi di kesempatan lain. Tentu saja peran Anda saat memberi contoh dalam bersosialisasi juga penting, karena Anda adalah panutannya.