Punya ini, pamer. Bisa itu, pamer. Semua serba dipamerkan. Berbohong pun dilakukan, yang penting pamer. Jika balita melakukannya, ini adalah
proses dari perkembangan sosial emosinya. Tidak akan menetap bila Anda tepat menanganinya. Berikut ini cara bijak menghadapinya
- Jangan menghakimi dengan memberi label sombong pada anak. Karena, membanggakan sesuatu bukan berarti sombong, melainkan cara anak mengenal diri sendiri. Kecerdasan intrapersonal atau kemampuan mengenal diri sendiri mulai berkembang dan dibutuhkan latihan untuk mengasahnya.
- Tanya alasan mengapa anak berbohong saat memamerkan apa yang tidak dimilikinya. Meski tak mudah menggalinya, dengan pendekatan yang baik Bunda pasti mendapat jawaban yang jujur. Alasan terbanyak mengapa balita 3 tahun berbohong adalah agar tidak merasa dikalahkan oleh temannya. Hal itu wajar terjadi karena di usia ini sifat kompetitif anak mulai muncul. Kekalahan dipahami anak sebagai ‘nilai buruk’ terhadap dirinya.
- Tekankan, bahwa bohong dan sengaja pamer bukan tindakan yang baik. Hal ini untuk menghindarkan berkembangnya kebiasaan berbohong atau mengarang cerita yang dilakukan oleh anak. Namun hati-hati, jangan sampai cara Anda memberitahu justru menciptakan jarak atau membuat perasaannya terluka. Kemukakan nilai kejujuran melalui suasana yang santai dan menyenangkan. Misalnya, lewat buku cerita atau film yang memuat nilai kejujuran.
- Yakinkan anak bahwa Anda bangga dan menerima ia apa adanya. Dengan demikian ia tak perlu berbohong untuk memamerkan barang atau kemampuan yang tidak dimiliknya. Misalnya, balita belum bisa berenang, sementara beberapa temannya lebih dulu bisa. Katakan, “Dulu saat Bunda seusiamu juga belum bisa berenang. Tapi karena terus berlatih, akhirnya Bunda bisa.” Beritahu pula, bahwa Anda tak malu meski ia belum bisa berenang seperti temannya yang lain.
- Contohkan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari, karena anak akan meniru apa yang dilihatnya. Sebelum orangtua berharap anak berhenti memamerkan apa yang dimilikinya, terlebih dulu terapkan hal itu pada diri sendiri.
- Ajak anak ke panti asuhan untuk melihat kondisi teman-temannya yang kurang beruntung. Melalui pengalaman yang dialami di panti asuhan, diharapkan kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar dapat mengurangi perilaku pamernya.
- Alihkan perhatian anak saat mulai pamer dan berbohong dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, menantang anak untuk berkarya dan berprestasi lalu menyediakan “ruang pamer” untuknya. Buatlah semacam galeri atau ruang pamer mini di rumah dan pajanglah hasil karya anak di sana.
- Tak perlu nimbrung saat teman balita sibuk pamer. Sikap Anda bisa melukai perasaan teman anak Anda. Anak usia balita berbicara tidak berdasar fakta, tetapi campur baur dengan imajinasi.(me)