Wajar jika anak 3 tahun yang baru belajar bergaul, masih terlihat malu-malu. Tak apa, dan jangan dipaksa karena justru akan berakibat negatif.
Jika anak Anda terlihat malu-malu dan bersembunyi di belakang tubuh memegangi ujung busana Anda sambil memandang ke arah teman-teman yang sedang bermain, sikapi perilakunya ini dengan bijak. Memaksa si 3 tahun, malah membuatnya semakin menutup diri.
Sikap bijak. Malu itu wajar. Bukankah saat ini ia baru mulai membuka cakrawala pergaulannya? Tentu saja ada rasa takut dan cemas menjalin hubungan dengan anak-anak yang sama sekali belum ia kenal. Tak heran, untuk mendapatkan rasa aman, si 3 tahun ‘bersembunyi’ di balik tubuh Anda.
Tapi jangan buru-buru melabel anak sebagai anak pemalu. Hindari pula memaksanya segera berani, apalagi mengritik sikapnya. Ia semakin merasa tidak nyaman! Jika Anda tak hati-hati bersikap, rasa malu anak justru menetap dan berlanjut hingga ia masuk sekolah, bahkan sampai remaja dan dewasa.
Sebaiknya Anda terima rasa malu anak sebagai sesuatu yang wajar. Jika anak 3 tahun belum juga merasa nyaman dengan lingkungan atau teman-teman barunya, biarkan saja! Jangan paksa dia segera melepaskan pegangannya dari Anda.
Jika hari ini belum berhasil, besok atau lusa si kecil lebih merasa nyaman. Jika ini terjadi, anak dengan sendirinya menghampiri teman-temannya untuk bermain bersama.
Namun jika anak tetap saja tidak mau melepaskan Anda, bisa jadi Anda dapat mencoba di lingkungan keluarga terlebih dahulu. Mungkin si 3 tahun merasa lebih nyaman berada lingkungan anak-anak yang lebih muda.
Tumbuhkan rasa percaya dirinya dengan mengajaknya berinteraksi di antara anak-anak yang lebih kecil. Lama-lama, dengan sendirinya, anak butuh teman-teman bermain yang usianya sebaya.
Sementara si 3 tahun mencoba mengakrabkan diri, sebaiknya Anda menahan diri tidak mendorong-dorongnya. Berperan sebagai pendukung yang setia dan hanya muncul jika dibutuhkan merupakan cara terbaik
Keberaniannya mengatasi rasa malunya untuk bergabung dengan teman-teman sebaya perlu Anda apresiasi. Berikan kata-kata pujian yang tulus, acungan jempol atau usapan di kepala. Cara ini memupuk rasa percaya diri anak dan memupus rasa malunya.