Pada waktu kehamilan kedua, saya mulai tertarik berolahraga. Namun tidak rutin, dan tergolong aman saja serta praktis seperti melakukan pregnancy exercise by youtube. Nah, sebelum hamil anak ketiga, dan selama dua tahun lamanya saya jadi mulai rutin olahraga seminggu tiga kali, dan satu tahun terakhir ini fokus dengan yoga. Pada dasarnya, saya memang menyukai olahraga demi badan fit, terutama yang high impact, karena tidak membuat mengantuk hehehe..
Meski sedang hamil, saya bertekad tidak mau sampai ‘putus’ berolahraga atau jadi alasan untuk bermalas-malasan, tapi tetap bergerak yang tentunya perlu disesuaikan dengan kondisi kehamilan, dengan mengonsultasikannya lebih dulu ke dokter. Melakukan olahraga asal tidak berlebihan dan tahu kapasitas diri sendiri saat hamil adalah yang paling utama. Jadilah waktu kehamilan ketiga, saya mulai melakukan yoga pada usia kehamilan 3 bulan secara rutin, karena sudah tidak mual-mual, tidak pusing, dan sudah nyaman.
Saya belajar memahami badan sendiri selama melakukan olahraga, mulai dari lari, body pump, body combat, TRX, dan yoga. Yang paling saya suka yang ada impact-nya. Pesan dokter, asalkan tidak membuat jantung berdetak terlalu kencang maka tak masalah. Pada waktu melakukan variasi gerakan yang kelihatan ekstrim itu pun harus ada instrukturnya. Ia yang akan memberi tahu gerakan yang aman dan gerakan yang perlu dihindari.
Salah satu gerakan menantang seperti headstand baru bisa dilakukan di atas usia 16 minggu kehamilan. Selain yoga, saya juga melakukan body pump dengan beban yang lebih ringan, serta banyak variasi gerakan squats yang ternyata berdampak baik untuk melancarkan persalinan. Saran saya, selama hamil jangan biarkan diri Anda sampai kelaparan sama sekali, namun bukan berarti sebelum dan sesudah olahraga bisa makan dengan porsi yang sangat banyak. Jaga cairan itu juga penting sekali.
Sifat kanker payudara yang dapat dipicu oleh hormon, kerap menimbulkan kekhawatiran penyintas yang berencana hamil dan menyusui. Benarkah menyusui dapat meningkatkan risiko kanker payudara?... read more
Baru-baru ini CDC mengumumkan bahan kimia phtalate, yang umum terdapat pada wadah makanan dan kemasan kosmetik, dapat memicu terjadinya kelahiran permatur. ... read more