Amankah Hamil dan Menyusui Setelah Vonis Kanker Payudara?

 

 Foto: Pexels/Carlos Santiago 

Mengingat sifat sel kanker payudara yang dapat dipicu oleh hormon, banyak wanita mengkhawatirkan soal hamil dan menyusui setelah vonis kanker payudara. Khususnya, bagi wanita yang memiliki riwayat mutasi germline BRCA (BReast CAncer gene), yang berisiko tinggi terkena kanker payudara walaupun telah dilakukan perawatan pada kanker payudara yang diderita sebelumnya. Risiko timbulnya kembali kanker payudara akan tetap mengintai jika ternyata sel kanker masih tersisa atau tidak terdeteksi saat dilakukan pengangkatan. 

Dua penelitian internasional    


Dilansir dari laman Esmo.org penelitian terkini menunjukkan, baik melakukan perawatan reproduksi dengan bantuan, kehamilan alami, bahkan proses menyusui, tidak berkaitan erat dengan peningkatan risiko kekambuhan atau kejadian baru kanker payudara, termasuk pada wanita dengan mutasi germline BRCA. Menurut dua penelitian internasional yang baru-baru ini dipresentasikan dalam Kongres ESMO (European Society for Medical Oncology) 2024, wanita yang menyusui (dengan mutasi germline BRCA sekalipun) setelah menerima pengobatan kanker payudara, tidak mengalami peningkatan risiko kekambuhan atau berkembangnya kanker payudara baru.  

“Studi kami memberikan bukti pertama soal keamanan menyusui setelah vonis kanker payudara pada wanita muda yang membawa mutasi germline BRCA ,” ujar Dr. Eva Blondeaux, Ahli Onkologi, IRCCS Ospedale Policlinico San Martino, Italia, yang mempresentasikan salah satu studi tersebut dalam kongres ESMO. Temuan ini menunjukkan, adanya keseimbangan manfaat menyusui bagi ibu maupun bayi sehingga wanita yang pernah divonis kanker payudara tidak perlu risau. 

Penjelasan hasil penelitian adalah...

Studi internasional tersebut menindaklanjuti hampir 5.000 ibu muda dengan mutasi germline BRCA yang juga penyintas kanker payudara, yang kemudian hamil serta melahirkan. Sekitar satu dari empat wanita, atau sekitar 474 wanita yang diteliti, mampu melahirkan dan menyusui bayinya dengan baik. Namun hampir setengahnya tidak dapat menyusui bayinya karena kedua payudaranya telah diangkat untuk mengurangi risiko kanker di masa mendatang.

Setelah tindak lanjut, rata-rata 7 tahun sejak melahirkan, tidak ada perbedaan jumlah kekambuhan kanker payudara atau kanker payudara baru pada wanita yang menyusui bayinya dibandingkan mereka yang tidak menyusui. Juga tidak ada perbedaan kelangsungan hidup bebas penyakit atau kelangsungan hidup secara keseluruhan.

Studi kedua juga dilakukan dengan memperluas investigasi di luar BRCA; yang ditujukan pada wanita dengan kanker payudara stadium awal yang positif reseptor hormon, dan hasilnya menunjukkan kesimpulan serupa, tanpa risiko yang terkait dengan menyusui. Hasil penelitian ini penting bagi wanita yang ingin hamil dan menyusui bayinya setelah sembuh dari kanker payudara.
“Sudah saatnya untuk mulai beranggapan bahwa para penyintas kanker payudara sebagai wanita yang memiliki semua hak, kebutuhan, dan kemungkinan seperti wanita yang tidak pernah menderita kanker,” ungkap Dr. Fedro Alessandro Peccatori, Direktur Unit Fertility and Procreation di Institut Onkologi Eropa IRCCS, Italia, yang juga salah satu penulis penelitian tersebut.

Berdasarkan penelitian ini, diharapkan dapat menghilangkan mitos bahwa menyusui tidak mungkin dilakukan dan tidak aman bagi para penyintas kanker payudara. Ibu yang juga penyintas kanker payudara dapat menjalani kehamilan dan menyusui seperti orang-orang pada umumnya.

Penulis: Laili Damayanti

Baca juga:

Begini Tip untuk Wanita dengan Lupus yang Ingin Hamil
Plastik Bisa Sebabkan Kelahiran Prematur?
Demam Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

 


Topic

#breastcancermonth #kankerpayudara #kankerpayudaramenyusui #ESMO24



Artikel Rekomendasi