Apa yang mungkin terjadi setelah Anda memakai alat kontrasepsi? Siapa yang saja berisiko mengalami masalah, cara mencegah atau meminimalkan risiko? Anda perlu tahu sehingga Anda bisa menemukan metode kontrasepsi yang tepat, yang sesuai dengan riwayat kesehatan, perencanaan keluarga, dan gaya hidup Anda.
Hamil alias gagal KB. Bila terjadi kehamilan pada pengguna kontrasepsi, mungkin cara pemakaiannya salah. Misalnya pil KB tidak diminum setiap hari. Atau, metode kontrasepsi yang dipakai tidak efektif untuk orang yang bersangkutan. Misalnya ibu yang menggunakan
metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) sudah mendapat haid. Ada 3 syarat yang harus dipenuhi bila ingin menggunakan LAM, yaitu menyusui secara penuh siang dan malam, belum dapat haid, dan bayinya belum berumur 6 bulan. Jika salah satu syarat tidak bisa dipenuhi, maka ibu yang bersangkutan sebaiknya sudah merencanakan penggunaan metode kontrasepsi lain.
Perdarahan di luar masa haid mungkin saja dialami oleh pemakai metode kontrasepsi hormon, seperti pil atau suntik KB pada bulan-bulan pertama pemakaian. Selain itu, perdarahan dan nyeri bisa juga terjadi setelah pemasangan spiral. Bila perdarahan hanya berupa vlek-vlek, maka gejala ini tidak berbahaya. Namuh, bila perdarahan banyak disertai gejala lain seperti sakit kepala, mata kunang-kunang, dan mual atau sakit perut, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.
Perubahan pola haid. Biasanya dialami oleh pengguna kontrasepsi yang mengandung hormon-hormon, baik pil, suntikan, atau spiral. Gangguan haid ini karena hormon yang dipakai bisa mengganggu atau mengubah pola-pola haid yang biasanya. Pemakaian suntikan hormon biasanya makin lama membuat haid cenderung sedikit atau tidak haid sama sekali. Namun pemakaian pil KB yang teratur justru bisa membuat haid yang tadinya tidak beraturan menjadi lebih teratur karena susunan hormon-hormon dalam pil KB dibuat mirip dengan komposisi hormon sesuai pola haid. Sementara pada pemakai spiral, masa haid dapat menjadi lebih panjang dan darahnya banyak, terutama di bulan-bulan pertama pemakaiannya. Kondisi ini normal, bila ragu konsultasi ke dokter.
Alergi atau iritasi. Rasa panas dan gatal timbul di daerah sekitar kemaluan? Bisa jadi ini gejala alergi alat kontrasepsi yang Anda gunakan. Meski jarang, reaksi alergi bisa terjadi terutama pada orang yang sensitif terhadap bahan-bahan yang terkandung dalam obat atau alat kontrasepsi yang digunakan. Misalnya, alergi kondom lateks yang menimbulkan iritasi dinding vagina, atau alergi zat aktif dalam tisu KB. Karena pemakaian kontrasepsi sifatnya jangka panjang dan dipakai terus menerus maka, bila alergi sebaiknya pilih kontrasepsi lain yang lebih cocok.
Infeksi di saluran reproduksi bisa menyebar ke alat reproduksi bagian dalam. Itu sebabnya, bila seseorang sedang mengalami infeksi di saluran reproduksinya, maka pemakaian alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim harus ditunda hingga infeksinya sembuh. Selain itu, bila pasangan memang berisiko mudah terinfeksi di saluran reproduksi atau sedang sakit kelamin, sebaiknya tidak menggunakan spiral atau IUD. Pilih saja metode lain. Kondom akan lebih baik karena bisa melindunginya dari penularan infeksi penyakit menular seksual (PMS). Bila sedang dalam proses pengobatan infeksi, sebaiknya tidak berhubungan seks dulu hingga sembuh. Atau gunakan kondom jika akan berhubungan seks agar tidak saling menularkan.
Produksi ASI terganggu. Ibu menyusui harus lebih cermat memilih metode kontrasepsi. Hindari pil atau suntik KB yang mengandung estrogen karena akan menurunkan kualitas dan jumlah ASI. Sebaiknya pilih pil khusus menyusui yang hanya berisikan hormon progesteron, pil progesteron, atau suntikan progesteron (
depo propera, depo progestin). Metode kontrasepsi yang tidak mempengaruhi produksi ASI adalah spiral, kondom/femidom, metode kalender (pantang berkala), dan senggama terputus .
Perubahan libido bisa disebabkan oleh bermacam hal, dan belum tentu oleh pemakaian alat kontrasepsi. Jadi, bila Anda atau pasangan mengalaminya, lebih baik lakukan hal-hal yang bisa meningkatkan kembali libido Anda berdua. Bila perlu, pertimbangkan lagi metode kontrasepsi lain, misalnya pil KB.
Berat badan bertambah. Pemakaian alat kontrasepsi yang menggunakan hormon ada yang cenderung menaikkan berat badan. Hal ini dipengaruhi oleh jenis hormon yang terkandung dalam pil, misalnya. Kenaikan berat badan dipengaruhi oleh meningkatnya nafsu makan atau sifat hormon tertentu yang cenderung menahan air dalam tubuh sehingga badan jadi lebih berat. Namun, seiring kemajuan teknologi, kini ada pil, suntik atau susuk KB yang diklaim tidak menyebabkan kegemukan. (me)
Baca juga:IUD Sebabkan Pendarahan?Jangka Waktu Pemakaian KontrasepsiIbu Menyusui Pilih Kontrasepsi