Foto: Dok. Shutterstock
Pada pekan lalu biro administrasi Presiden Amerika Serikat terpilih,
The Biden administration, mengumumkan monkeypox sebagai kondisi gawat nasional. DIlansir dari laman WebMD, lebih dari 6.600 laporan kasus dugaan
monkeypox masuk ke pemerintah federal Amerika sehingga mereka harus mengumumkannya. Mirisnya, sedikitnya 5.000 kasus dilaporkan pada pekan itu juga. Artinya, terjadi lonjakan besar kasus
monkeypox di Amerika Serikat.
Cacar monyet atau
monkeypox yang masih kerabat dari cacar air ini, sudah bulan lalu ditetapkan WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebagai darurat kesehatan global. Virus ini kerap ditandai dengan gejala demam yang diikuti munculnya lesi merah di sekujur tubuh yang kemudian bisa bernanah. Meski belum dilaporkan sebagai virus yang menyebabkan kematian, kasus
monkeypox terus disorot karena penularannya yang cukup cepat dan menimbulkan gejala-gejala yang cukup mengganggu.
Vaksin dan Obat Antiviral
Di Amerika Serikat, vaksin
Jynneos sudah mulai didistribusikan untuk menangkal
monkeypox. Vaksin ini dapat menurunkan perburukan gejala
monkeypox. Distribusi vaksin ini diberikan pada orang-orang yang berisiko tinggi tertular cacar monyet. Dua pekan lalu, Biden Administrasion memproduksi lebih dari 1,1 juta dosis vaksin
Jynneos dan sekitar 600 ribu dosis sudah didistribusikan ke masyarakat.
Selain vaksin, obat antiviral TPOXX (Tecovirimat adalah antiviral yang berizin FDA untuk pengobatan cacar air yang disebabkan virus variola) sebanyak 1,7 juta resep sudah siap didistribusikan oleh pemerintah federal Amerika Serikat melalui
Strategic National Stockpile.
Foto: Dok. Freepik
Penularan via Kain dan Pakaian
Beberapa waktu lalu CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) turut mengumumkan temuan penting soal penularan
monkeypox melalui pakaian.
Disebutkan dalam laporan CDC bahwa virus
monkeypox dapat bertahan di kain dan pakaian. Juga dapat tetap hidup di lingkungan yang lembap, sejuk, dan cukup gelap. FDA menambahkan bahwa virus ini bahkan bisa bertahan hingga 15 hari ke depan. Terhitung sejak pasien meninggalkan lokasi terakhir.
"Virus
monkeypox dapat bertahan lama karena material pakaian terutama serat katun berpori dan
breathable, beda dengan logam maupun plastik," ujar
Robert Glatter, MD., dokter ER (IGD) di Lenox Hill Hospital, New York City, Amerika.
Oleh karena itu, disarankan:
- Rajin mencuci pakaian terutama bila berisiko kontak dengan pasien maupun area temuan virus
monkeypox.
- Cuci sendiri pakaian maupun perlengkapan kain Anda.
- Gunakan masker, sarung tangan, maupun APD saat harus mencuci pakaian pasien.
- Cuci pakaian pasien
monkeypox dengan air panas.
- Jemur di dalam rumah atau gunakan
dryer untuk mengurangi risiko menularkan ke orang lain di lingkungan sekitar.
Simpan informasi ini ya! (LAI)