Olahraga untuk Penyandang Autisme itu Penting Lho!

 



Spectrum warriors, bootcamp dan yoga untuk individu dengan autisme di Indonesia diikuti oleh lebih dari 50 peserta. Foto: Dok. Spectrum Warriors. 

PS Learning Center (PSLC), Be Bright, Yogaland, dan Masa Depan Network beberapa waktu lalu berkolaborasi mengadakan sebuah acara olahraga untuk
penyandang autisme, keluarga, dan lingkungan terdekatnya. Masih dengan semangat Hari Peduli Autisme di bulan April, 4 institusi tersebut menyatukan mimpi dan mewujudkannya lewat kegiatan bootcamp dan yoga pertama untuk individu dengan autisme di Indonesia pada hari Minggu, 5 Mei 2024. Peserta acara "Spectrum Warriors: Bootcamp dan Yoga" kali ini mencapai lebih dari 50 individu dengan rentang usia 4 hingga 35 tahun. Dalam aktivitas tersebut, dilakukan rangkaian olahraga yang disiapkan khusus dan disesuaikan dengan individu berkebutuhan khusus. 

Diakui para founder komunitas pemerhati autistik, kegiatan kali ini memang bertujuan mengajak individu dengan autisme beserta keluarga dan lingkungan terdekat, beraktivitas fisik bersama dengan tujuan kebugaran serta sosial. Acara yang mengusung semangat fun workout melalui kegiatan bootcamp diisi serangkaian kegiatan yang sangat energik, dilanjutkan kegiatan yoga untuk pendinginan dan menenangkan yang biasanya dilakukan secara privat. "Kegiatan ini, selain untuk kebugaran, juga bersifat holistik karena juga ada aspek sosial dan membangun kepercayaan diri individu dengan autisme," ujar Nugroho Nurarifin dari Masa Depan Networks.

Manfaat olahraga untuk penyandang autisme


Riset membuktikan, olah tubuh sangat berkaitan erat dengan kesehatan mental, termasuk bagi para individu dengan autisme. Artinya, ketika berolahraga, tubuh menghasilkan hormon-hormon yang membuat individu merasa lebih baik. Bagi anak-anak dengan autisme, rutin mengikuti terapi dan latihan fisik juga bermanfaat mengurangi hiperaktivitas, memberikan ketenangan, meningkatkan daya tahan tubuh dan otot, melatih fokus dan keseimbangan, melatih kemampuan motorik, hingga meningkatkan kemampuan bersosialisasi.

"Olahraga juga bermanfaat membantu para individu dalam meregulasi emosinya, lebih baik dalam fokus ketika melakukan kegiatan," ungkap Tina Maladi founder dari PS Learning Center, dalam sebuah podcast di Masa Depan Networks.

Sejurus dengan itu, Mira Gartina, founder Yogaland, membagi pengalaman pribadinya tentang anaknya dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). “Pada saat anak terbuang energinya, dia akan menjadi lebih kalem. Sebelum sekolah, anak saya harus jalan kaki di sekitar sekolahnya dulu. Itu membantu dia lebih konsentrasi, juga membantu dia dalam berkegiatan di sekolah,” tambah Mira yang senang berbagi pengalaman sukses dengan anaknya sendiri; yang kerap berkegiatan yoga rutin, agar orang tua lain bisa mendapatkan manfaat serupa.
 


Olahraga juga membantu individu dengan autisme meregulasi emosinya. Foto: Dok. Spectrum Warriors
 

Jangan tinggalkan olahraga saat beranjak dewasa

Menjadi saksi dalam perjalanan gaya hidup aktif dan pengalaman bersama para individu dengan autisme, merupakan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri bagi keluarga individu dengan autisme. Khususnya bagi individu dengan autisme berusia remaja hingga dewasa, yang sudah tidak mau ke tempat terapi. Tentunya, keluarga ingin anak-anak ini disemangati, salah satunya dengan kegiatan berolahraga bersama keluarga.

Menurut pengalaman Niken Ayu, co-founder Be Bright, individu dengan autisme bukan hanya membutuhkan olahraga sebagai aktivitas kebugaran dan regulasi emosi, namun juga meningkatkan kepercayaan diri dan kesempatan bertemu dengan teman sebaya.
"Saat ke tempat gym khusus, dengan perlengkapan atau alat-alat olahraga yang serupa dengan ketika mereka menjalani terapi, itu akan sedikit banyak mempengaruhi self-esteem mereka juga. Di tempat itu, mereka juga berkesempatan bertemu dengan teman sebayanya," tambah Niken.
 

 


Juga soal penerimaan diri dan komunikasi

Kegiatan bootcamp dan yoga yang diinisiasi kelompok pemerhati autistik seperti Spectrum Warriors, menurut Tina, juga menjadi jawaban dalam mengedukasi masyarakat mengenai awareness kebutuhan olahraga bagi individu dengan autisme. Lebih dari itu, kegiatan yang dapat diikuti bersama orang-orang di sekitar individu dengan autisme ini juga dapat menjadi ajang melatih penerimaan orang-orang terhadap individu dengan neurodiversitas.
“Karena kalau kita lihat defisitnya ASD itu adalah komunikasi sosial. Itu yang paling penting (dalam berolahraga).” ungkap Tina.

Spectrum Warriors terbukti menjadi ajang dan kesempatan individu dengan autisme untuk berolahraga bersama. Pada waktu yang sama, kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi para keluarga untuk bertemu saling berbagi cerita.  
“Kalau buat individu dengan autisme mungkin belum menjadi lifestyle tapi saya bikin itu jadi lifestyle. Hidup sehat is for everyone,” tambah Niken menekankan kembali bagi keluarga juga orang di sekitar individu dengan autisme untuk menerima dan mendukung kebutuhan bersosialisasi mereka, salah satunya dari kegiatan berolahraga bersama.
Sepakat dengan Niken, Nugroho menambahkan kegiatan kali ini bukan hanya kesempatan mengolah tubuh tapi juga mengolah jiwa, mengolah mental, mengolah sosial, hingga mengolah self-esteem. Dalam jangka panjang, edukasi mengenai hidup berkualitas sangatlah penting dan ini tidak hanya untuk individu dengan autistik tapi juga kita semua. Kita semua sama.  

Baca Juga:

13 Tanda Autisme pada Bayi yang Orang Tua Harus Kenali
Orang Tua dengan Autisme, Bisa Menjadi Orang Tua yang Baik?
Spektrum Autisme, Perlu Terapi Terpadu
 

 


Topic

#spectrumwarriors #bootcampautistik #olahragaautistik #anakautisme



Artikel Rekomendasi