Orang Tua Dengan Autisme, Bisa Menjadi Orang Tua yang Baik?
Dua tahun lalu, seorang ibu – Jen - di Amerika berkisah di New York Times. Ia dan anaknya didiagnosa menyandang autism di hari yang sama. Perjuangannya untuk meminta pengertian suaminya tentu saja tidak mudah.
Sang suami merasa kecewa mengapa anaknya tidak dibiarkan saja menjadi anak ‘biasa’ tanpa diberi label autis. Saat itu Jen berkata, “Dia akan tetap sebagai gadis kecil kita seperti sebelum didiagnosa autis.”
Jen, kemudian melahirkan anak laki-laki yang pada usia 2 tahun juga didiagnosa menyandang autism. Sebagai ibu dengan autism, Jen tidak heran bila 2 dari 3 anaknya menyandang autism. Sebuah riset pada tahun 2014 menyebut bahwa orang tua yang menyandang autis lebih tinggi berisiko memiliki anak dengan spektrum autis.
Sebuah riset mengungkap bila salah satu orang tua memiliki skor tinggi untuk hasil diagnostic tes autis, mereka memiliki kemungkinan sebesar 52 persen memiliki anak dengan spektrum autis. Tetapi bila kedua orang tua memiliki spektrum autis, mereka memiliki kemungkinan sebesar 85 persen memiliki anak dengan autis.
Kasus lain adalah Sunyi Dean dari Inggris, seorang ibu dengan anak berusia 4 tahun yang mengalami kesulitan bicara, dan anak berusia 7 tahun yang sedang menunggu hasil tes diagnostik autism. Ia sendiri juga didiagnosa menyandan autism.
“Buat sebagian besar orang di sekolah saya, mungkin saya dipandang aneh karena menghindari pertemuan-pertemuan,” kata Sunyi yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris. Kecenderungannya inilah yang menjelaskannya bahwa ia menyandang autism.
Untuk orang dewasa seperti Jen dan Sunyi, diagnos autis itu penting sekaligus membuat mereka sedih. Penting, karena dengan diketahuinya mereka menyandang autism, kemungkinan mengalami masalah pada kesehatan mental dapat dikurangi.
Jen dan Sunyi dengan segala keterbatasannya mengaku kesulitan mengasuh anak-anak mereka yang juga menyandang autism. Tapi mereka beruntung mempunyai suami yang mau memahami keputusan-keputusan Jen dan Sunyi berkaitan dengan pengasuhan anak-anaknya.
Olahraga merupakan kegiatan yang tidak mudah diakses dan dilakukan oleh individu dengan autistik. Di sisi lain, penyandang autistik sangat membutuhkan olahraga, bukan hanya saat mereka di masa kanak-k... read more
Kebutuhan khusus adalah istilah umum untuk beragam diagnosis dari yang bisa sembuh hingga yang anak menjadi tantangan. Dari yang ringan sampai yang berat.... read more
Boleh saja, pamer bekal makanannya dengan teman-teman sebaya. Tapi jangan lupa, anak-anak juga harus tahu cara berbagi bekal dengan teman.... read more
Peningkatan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit di kalangan anak-anak sekolah dan asrama kembali merebak. Mulai dari Mumps, Varicella, Hepatitis A, hingga Hand Foot Mouth Disease. ... read more